tajamnya pedang keyakinan
0 komentar Diposting oleh msholihin.anniel elazhar.. cairo Minggu, Juni 15, 2008Tajamnya pedang keyakinan
Keberadaan agama sbg pegangan hidup bagi manusia, memberikan inspirasi untuk menjalankan kehidupan yg sejalan dengan ajaran agama itu sendiri ,baik itu agama samawi(yg di turunkan tuhan)atau wad’i(hasil ijtihad manusia)yg melawan doktrin2 agama di angap menyeleweng dari ajaran agama sehinga lebel2 sesat,kafir,murtadz , sering di kumandangkan .Agama memberi porsi luas bagi akal untuk berpikir tapi mengapa ketika seseorang berpikir di angap kafir kalau tidak sejalan dengan pemahaman sebuah golongan ,bukankah agama mengajarkan perdamaian ,keadilan,kebebasan berfikir ,mengedepankan dialog dari pada otot ,pemahaman terhadap agama sudah menjadi pedang tajam yg siap memangkas Kehidupan yang berkesinambangungan danmenutup ruang untuk berpikir yg mana merupakan cita cita agama itu sendiri
Dalam sejarahnya islam selalu mengedepankan nilai2 kemanusian ,menyejukan jiwa bahkan menyebarkan perdamaian di jadikan salah satu perbuatan yg sangat mulia,hadist bukhory dan muslim dari Abdullah bin amr r.a “suatu hari sahabat bertanya pada Rosullullah perbuatan apa yg paling mulia Rosullulah memberikan jawaban memberi makan dan menyebarkan salam”cita 2 agama benar2 di rasakan para sahabat pada waktu itu karna mereka dengan mudah bisa menyelesaikan persoalan kehidupan dengan bertanya pada Rasullulah ,sepeningalnya Nabi Muhammad, percikan perpecahan dan pudarnya semangat menjaga keharmonisan mulai terasa .Hal ini di sebabkan rosullulah sebagai rujukan utama dalam menyelesaikan permasalahan sudah tidak ada, sedangkan permasalahan umat terus berkembang .
Secara garis besar ajaran islam termuat dalam dua hal yaitu aqidah dan syariah ,aqidah mengajarkan bagaimana manusia mengenal tuhanya dan syariah merupakan sebuah undang2 bagaimana manusia berhubungan dengan tuhanya dan alam.aqidah dan syariah merupakan doktrin agama yg menuntun para pemeluknya untuk selalu tunduk ,bahkan dalam beberapa hal manusia tidak di beri ruang untuk hanya sekedar bertanya mengapa seperti itu.benturan pemahaman terhadap ajaran islam tidak bisa di hindarkan bahkan sikap saling mengklaim sebagai yg benar dan menyesatkan,mengkafirkan yg tidak sejalan dengan pemahanya terkadang mewarnai kehidupan umat islam yg mana hal 2 spt ini keluar dari esensi ajaran islam sendiri.
Perbedaan umat islam dalam memahami ajaranya merupakan sebuah kewajaran sebagai manusia yg berpikir,firman allah”jikalau tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yg satu,tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat”Q ,S, Alhud ayat 118. Sering kita dengar bahwasanya hal yg boleh di perdebatkan tertuju pada masalah far ‘iyah(cabang)bukan yang asasi(dasar)dalam ajaran islam ,dalam hal ini untuk memilah mana yg bersifat far’iyah dan yg mana yg bersifat asasi tidak semudah kita membalikan telapak tangan, dan bagaimana membuat format hukum bagi orang yg di angap mengingkari nya,karna tidak sedikit ulama 2 terdahulu yg mendapatkan titel sesat ,bagaimana yg terjadi antara imam gozali dengan ibnu taimiyah dalam permasalahan ruqyatulllah(melihat tuhan)
Sejarah telah mencatat bagaimana perkembangan islam tidak lepas dari bumbu2 lezat perpecahan umat islam spt khowarij,syiah,murjiah,qodariyah,jabariyah,mutazilah dll .kalau kita lihat dari kaca mata sejarah awal mulanya tidak lepas dari isu politik pada masanya sebagai contoh ketika Rosullullah wafat umat islam gelisah mencari sosok yg pas untuk meneruskan tongkat kepemimpinanya ,semua golongan baik dari ansor ,muhajirin merasa paling yg berhak untuk meneruskan kepemimpinan Rosulullah, mereka sama 2 mengklaim bahwasanya jasanya terhadap islam paling besar tapi hal ini bisa di atasi pada kepemimpinan sayidina abu bakar r.a dan umar bin khatab r,a .masalah imamah(kepemimpinan)mencapai puncaknya pada saat sayidina usman r,a meningal terbunuh, umat islam terpecah menjadi dua yaitu pendukung sayidina ali r,a dan muawiyah r,a .isu politik berubah menjadi konflik antar umat islam sendiri .
Sebagian umat islam mengangap bahwasanya permasalahan imamah ,merupakan hal yg asasi dalam islam bukan bersifat far’I sehingga mereka berangapan bahwasanya keluarga Nabi yg berhak untuk meneruskan kepimimpinan setelah Rosullullah wafat ,yg lebih kita kenal syiah,ada sebagian umat islam yg kecewa terhadap sikap sayidina Ali r,a terhadap muawiyah, yang mana dulunya mendukung Ali r,a berbalik menentangnya bahkan tidak segan2 mengkafirkan umat islam dengan ungkapan”la hukma ila lillah”tidak ada hukum kecuali di sandarkan pada allah yg lebih kita kenal dng khowarij.Isu politik pada masa itu sudah menjadi isu agama dari sikap saling mengkafirkan ,menyesatkan bahkan sampai terjadi perang antar umat islam karna sebuah perbedaan , jadi spt yg tertulis di atas untuk memilah urusan agama yg bersifat far’yah dan yg bersifat asasi perlu pendalaman yg lebih dalam karna bisa jadi pada suatu masanya hal itu tidak di angap asasi tapi pada masa yg lain bisa sebaliknya.
……………………
Dalam menyikapi beberapa kasus di negri tercinta dari ahmadiyah ,alqiyah,lia eden,ada dua hal yg perlu kita ingat a.kita sebagai warga Negara Indonesia yg berdaulat danmempunyai landasan hukum yg jelas .b kita sebagai umat islam. Dalam pandangan penulis sikap yg di lakukan sebagian umat islam Indonesia terhadap ahmadiyah dengan merusak masjid bahkan melakukan tindakan pemukulan ,yg terbaru kasus monas tidak mencerminkan baik sebagai warga Indonesia atau sebagai umat islam ,karna apa yg telah di lakukan telah melangar hukum yg ada di Indonesia dan jauh dari nilai2 islam ,tindakan mereka tidak sepenuhnya mewakili ajaran islam meskipun terkadang dalam aksinya meneriakan Allah Akbar
Menurut hemat saya apa yg di pahami ahmadiyah ,alqiyadah keluar dari ajaran islam karna telah mengakui adanya kenabian setelah nabi Muhammad tapi bukan berarti hal ini menghalalkan perusakan,pembantaian terhadap pengikut ahmadiyah yg perlu di perangi pemikiranya jangan sampai ada pembantaian karna kesalahanya terletak pada pemikiranya .
Solusi terbaik untuk masalah ahmadiyah harus di serahkan pada pemerintahan dalam artiyan pembubaran ahmadiyah sebagai salah satu organisasi harus melalui lewat jalur hukum yg berlaku di indonesia ,dan juga membutuhkan sikap dari kita semua sebagai saudara seagama untuk mengingatkan pengikut ahmadiyah agar kembali kepada ajaran yg sesuai dengan islam kalau mereka merasa bagian dari islam dan kekerasan dalam wujud apapun terhadap warga ahmadiyah harus di hentikan karna hal spt itu keluar dari ajaran islam jangan sampai keyakinan menjadi pedang tajam yg siap melibas siapa saja yg tidak sejalan
Msholihin mad alam mahasiswa alazhar cairo mesir