fatwa sesat ahmadiyah
0 komentar Diposting oleh msholihin.anniel elazhar.. cairo Rabu, April 30, 2008Menangapi pembubaran ahmadiyah yang ada di Indonesia pada saat ini kita harus melihat atas dasar apakah ahmadiyah diangap sebagai salah satu aliran yang sesat yang mana keberadaanya diangap meresahkan umat islam yang mana akar permasalahanya kalau kita simak dari pernyataan salah satu tokoh ahmadiyah zairullah a. pontoh disalah satu tv swasta mengatakan bahwasanya ahmadiyah meyakini nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dalam artiyan beliaulah sebagai nabi pembawa syariah islam yg mana setelah beliau wafat tidak ada syariah baru tetapi dalam pandanganya bahwa setelah Muhammad masih memungkinkan adanya nabi2 baru sebagai penerus nabi Muhammad bukan sebagai pembawa syariah baru. dalam hal ini kita bisa mengambil benang merah bahwasanya ahmadiyah diangap ajaranya sesat karna mengangap mirza gulam ahmad sebagai nabi tapi dari sisi lain ahmadiyah berangapan bahwasanya kenabianya mirza gulam ahmad berbeda dengan kenabianya Muhammad karna mirza gulam ahmad tidak mengajarkan syariah yg baru jadi akar permasalahanya adalah bagaimana kita memahami tentang nabi itu sendiri .
meminjam apa yg di katakana imam gozali ketika menyikapi para filosof yg mengatakan bahwasanya allah adalah dhat yg berjism dan beralasan bahwasanya jism yg di maksut bukan seperti halnya yg kita pahami tetapi yg di inginkan bahwasanya allah berjism tidak lebih hanyalah bahwasanya allah wujud dalam hal ini imam gozali memperingatkan bahwasanya apa yg di katakana kaum filosof mungkin masih bisa di terima secara akal sehat tetapi perlu juga kita memandangnya dari segi bahasa dan fikih kenapa karna pernyataan allah berjism dilihat dari sisi bahasa itu sangat tidak mungkin karna sesuatu di katakana berjism pasti berada di dalam waktu dan zaman dan sesuatu yg berada di dalam waktu dan zaman menurut ibnu sina di angap alam sedangkan allah bukanlah alam tapi dhat yg menciptakan alam sehinga kalau kita katakana bahwasanya allah berjism bertentangan dengan kaidah kaidah dasar bahasa yg kita fahami dan apa yg dikatakan para filosof tadi juga perlu di lihat dari kaca mata hukum fikih yang mana hukum filkih berkaitan dengan perbuatan dan perkataan manusia yg mukalaf apalagi mengenai perkataan mengenai dhat allah mungkin tidak sampai pada pengkafiran para filosof karna mereka meyakini wujudnya allah tapi dalam pandangan fikih mengatakan allah berjism merupakan sebuah kesalahan karna bertentangan dengan kaidah islam.
Kalau kita analogikan apa yg di katakana zairullah a. pontoh mengenai kenabian dengan pernyataan imam gozali diatas kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwasanya pemahaman mereka mungkin masih bisa di terima dalam pandangan akal yg mana yg di maksut nabi disini bukan nabi yg kita fahami tapi kalau di hadapkan pada masalah bahasa dan hukum fikih apa yg di katakana zairullah a pontoh sangat bertolak belakang meskipun konotasi kenabian dari mirza gulam ahmad dengan kenabian Muhammad berbeda dan juga apa yg di katakana zairullah a pontoh dalam mengungkapkan tafsiran ayat alquran sebagai penopang pendapatnya tidak pada tempatnya misal ketika dia mengungkapkan mengenai surat annisa ayat 70 kalau kita lihat dalam tafsit qurthuby sebab turunya ayat ini bukanlah kalau orang itu taat pada allah dan rosulnya kedudukanya setara dengan nabi tapi pada suatu hari sahabat ansor Abdullah bin zaid bin abdarizah mengatakan kpd rasullah nanti di akhirat para nabi dan rosulnya berada di tempat yg tinggi yg mana kita tidak mungkin bisa berkumpul dengan para nabi sehingga turunlah ayat ini untuk menjelaskan bahsanya orang yang taat pada allah dan nabi Muhammad maka di akhirat nanti akan berada bersama para nabi syuhada dan orang sholeh(tafsir qurthuby juz 5-6 hal 234 percekatan maqtabah taufikiyah mesir)
Menangapi permasalahan kenabian (mengaku sebagai nabi)bukanlah permasalahan toleransi atau kebebasan berfikir tapi lebih dari itu semua karna berkenaan terhadap sesuatu yg mendasar bagi sebuah keyakinan. karna nabi/rosul salah satu penghubung antara kholik dan makhluknya dengan adanya nabi kita bisa mengetahui kehendak dan keinginan allah terhadap makhlunya lebih singkatnya rosul/nabi merupakan salah satu alat transformasi dari allah ke makhluknya yg mana tingkat kebenaranya bersifat mutlaq .sehingga mui mengangap apa yg di fahami ahmadiyah tentang kenabian mirza gulam ahmad di angap merusak tatanan qaidah islam yang meyakini bahwasanya nabi Muhammad adalah nabi terakhir hadist said bin abi waqqos r,a nabi Muhammad berkata kpd sayidina ali r,a(dalam perang tabuk)”antara aku dan engkau laksana hubungan musa dan harun,tetapi tidak ada nabi sesudahku”riwayat bukhory dan muslim . Dr thoha khubisi salah satu doctor alzhar university dalam bukunya (anubuwah wa thanabuk )mengatakan bahwasanya hal pertama kali yg harus kita ketahui adalah apa itu nabi mengapa?karna dengan mengetahui hakekat nabi maka kita bisa membedakan mana yg nabi dan orang yg pura2 mengaku nabi.dalam buku ini pengarang memaparkan permasalahan nabi tidak hanya dari sisi bahasa/istilah tapi lebih pada kajian sejarah terhadap nabi dan kreteria apa saja yg bisa mengangkat seseorang dari orang biasa menjadi seorang nabi.dalam buku ini pengarang tidak langsung memberikan defenisi dari kenabian tapi mencoba menlusuri dari sisi sejarah nabi dan hal2 apa saja yg berkaitan dengan kenabian. Diantaranya nabi bukan dari budak,perempuan,dan terjaga dari perbuatan yg bersifat maksiat baik sebelum menjadai seorang nabi atau setelah diangkat menjadi nabi dan hatinya bersih dari sifat2 yg kurang terpuji dan mempunyai keyakinan bahwasanya allah benar2 memberika wahyu kepadanya,dan wahyu merupakn murni pemberian dari allah bukan dari usaha manusia dalam hal ini apakah mirza gulam ahmad sudah masuk dalam kreteria sebagai nabi dan bukankah mengaku sebagai nabi bertentangan dengan apa yg di ajarkan nabi Muhammad sendiri .
Bagi sebagian umat islam apa yg telah dilakukan mui memberikan fatwa sesat terhadap pemahaman ahmadiyah diangap langkah yg benar karna mengangap apa yg dilakukan ahmadiyah telah menodai aqidah dan meresahkan umat islam .dalam menyikapi apa yg telah di fatwakan mui menurut hemat saya mui telah melaksanakan tugasnya sebagai hakim tapi ada hal yg mungkin perlu di perhatikan dalam membangun masyarakat yaitu sosok dokter yg selalu berusaha menyembuhkan penyakit pada pasienya, melihat apa yg terjadi pada pengikut ahmadiyah pada saat ini sunguh sangat memprihatinkan tindakan kekerasan selalu menimpa para pengikut ahmadiyah baik itu pengrusakan masjid atau penjarahan harta benda .mereka selalu di selimuti rasa ketakutan untuk hidup di negri yg sudah merdeka sejak tahun 1945 seakan akan pengikut ahmadiyah sudah tidak punya hak yg perlu dilindungi
Mengutip apa yg di katakana imam gozali bahwasanya ketika kita melihat alam prinsip dasar yg di gunakan adalah kita melihatnya bahwasanya hal itu merupakan ciptaan tuhan kalau kita menghancurkanya maka secara tidak langsung kita belum bisa menjalankan tugas sebagai kholifah tuhan di dunia .secara prinsip saya tidak sepaham dengan ahmadiyah yg mengakui adanya nabi setelah nabi muhamad tapi sebagai manusia yg bermoral juga mengutuk segala tindakan kekerasan yg menimpa ahmadiyah,sebagai bangsa baik itu mui atau pemerintah kita harapkan tidak hanya bisa menjadi hakim tetapi kita juga berharap mereka bisa menjelma menjadi dokter yg selalu siap untuk melayani pasienya permasalahan ahmadiyah adalah permasalahan aqidah bukan masalah kriminal sehinga kekerasan yg telah menimpa orang ahmadiyah harus di usut sampai tuntas pemerintah harus berani bersikap tegas karna apa yg dilakukan sebagian orang dengan menjarah dan merusak benda milik pengikut ahmadiyah telah meresahkan dan menimbulkan rasa ketakutan pada anak bangsa ini
msholihin mad alim mahasiswa alazhar university cairo egypt